Bahaya Jika Tak Paham Akar Penyebab Masalah

Digital Marketing Jakarta
3 min readDec 1, 2023

Biasanya manusia akan menolak sebuah fakta yang tidak menguntungkan dirinya baik secara materil maupun non-materil. Sebagai respon yang manusiawi, usaha penolakan tersebut dapat menjadi sesuatu yang berbahaya.

zionist flag

Denial

Menolak kebenaran dan kenyataan atau denial dapat terjadi ketika seseorang belum dapat menerima dirinya sendiri.

Tidak ada manusia yang suci, itu betul. Manusia wajib saling memberikan nasihat, dan terkadang dalam bentuk kritik yang keras ataupun dengan cara yang kasar.

Memaki, mengancam, dan sebagainya merupakan respon dari denial bagi orang-orang tertentu yang menghadapi orang yang keras kepala.

Terkadang, dalam menjaga dan mendidik orang yang kita sayangi seperti anak, para orang tua memarahi atau meneriaki mereka karena saking kesalnya, dan ini masih Manusiawi, apakah orang tua berhak? tentu!

Misal, Anak main hujan dan kita marahi, bahkan kita paksa untuk langsung mandi. Tidak ada cara lain saat itu, jika dibiarkan maka anak akan sakit. Membiarkan anak terkena penyakit, dengan dalih tidak mau kasar ataupun keras, bisa jadi menjadi sesuatu yang sadis dan ini jauh lebih buruk dampaknya.

Sadistik

Keras pendirian, keteguhan, sesuatu yang kuat itu tidak berarti mengarah atau menjadi sadistik. Seperti memberi hukuman anak dengan tidak membolehkan mereka makan setelah melanggar peraturan.

Makan merupakan kebutuhan dasar manusia, tidak membolehkan anak makan sebagai hukuman sama saja tidak membolehkan mereka mendapatkan hak dasar mereka sebagai manusia.

Hukuman untuk anak, sebaiknya masih dalam tahap manusiawi, tidak sadis.

Isolasi dan Pembenaran

Setelah denial, orang yang anti-kritik akan berusaha mengisolasi diri dari orang yang menasihatinya. Kemudian, proses hati dan pikir terjadi yang membawa pada kemungkinan peningkatan kesadaran ataupun semakin jauh dari kesadaran.

Pentingnya memahami akar masalah dengan melibatkan nilai-nilai dasar yang membentuk peradaban manusia dapat membawa pada peningkatan kesadaran, hanya saja .. manusia itu cenderung lupa.

Lupa, bahwa kita tidak hanya hidup sekali saja, namun akan dibangkitkan lagi di masa depan. Sehingga, nila-nilai dasar tersebut tidak dipertimbangkan dalam permasalahan yang dihadapi.

“Terjadilah pembenaran, dan semakin jauh dari kesadaran.”

Menjadi Pengumpat yang Arogan

Denial akibat “melupakan” akar permasalahan yang terus membawa pada pencarian pembenaran akan bertransformasi menjadi umpatan.

Soal kasar, banyak kok yang justru minta dikasari pada moment-moment tertentu, bahkan sampai kita geleng-geleng kepala sendiri.

Akan tetapi mengumpat, dehumanisasi, dan seterusnya hanya dilakukan oleh manusia sakit arogan akut.

Arogansi merupakan cerminan dari belum menerima diri apa adanya, baik itu nasib ataupun takdir buruk yang telah terjadi. Kecintaan kepada Tuhan yang menyimpang menjadi berbangga-bangga juga menjadi penyebab penyakit arogan akut tersebut.

Komitmen

Jangankan memikirkan dan menyatakan pendapat tentang sebuah perang seperti Palestina dan zionist. Jika akar masalahnya dilewati, maka penilaian terhadap penyebab terjadinya perang tersebut juga menjadi sesat.

Apalagi jika kesesatan tersebut dipublikasikan, akan jadi menyesatkan, tentu berbahaya bukan?

Apa yang terjadi antara Palestina dan zionist bukanlah masalah keras atau kasar. Masalah yang terjadi merupakan rentetan dari kemunafikan kaum zionist dari sejak terjadinya piagam Madinah.

Zionist kasar? belum tentu. Palestina keras? juga belum tentu. Apa ini yang menjadi masalah?

Komitmen yang terus dilanggar menandakan lemahnya prinsip.

Sesat berpikir mengebiri kualitas berpikir. Bad judgement merugikan orang lain selain diri sendiri.

Sadarlah!

Membeberkan masalah tanpa memberi solusi juga merupakan salah satu ciri pencari pembenaran. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran diri berlandaskan nilai-nilai dasar dan norma yang diyakini dapat menjadi solusi awal.

Bukankah berjuang itu memerlukan komitmen dan tanggung jawab yang kuat? Jika tidak, maka bagaimana rakyat Palestina tetap konsisten berjuang?.

Nah .. Jika kita salah, akui salah dan minta maaf, selesai sudah, no drama. #KeepItSimple

--

--